<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d8272941076160663136\x26blogName\x3dNaufa\x27s+personal+blog.\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://rakoonelf.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3din\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://rakoonelf.blogspot.com/\x26vt\x3d-6202006578556646591', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>
ALOHA
Post
Me ?
Way Out
Credits
+ follow Dashboard
a Bye bye.
Kamis, 31 Agustus 201710.19

Dear my-ambigous-emotion-holder

Banyak sekali yang terjadi di taun ini,

Babe sudah pulang duluan kemarin 17 Maret
Semua pasti ada hikmahnya, I know.
but what ?

Babe pulang duluan, sesuatu wajar.
semua orang juga pasti bakal pulang.

Well, life gave me a lesson
Berbahagialah, dengan caramu sendiri.

I just lost my sun.
now I am craving for another one
should I ?

Everything is messed up
I deliver my resignation letter, accepted
and now I am a jobless without a grip.

I am just a robot.





Rs. Roemani, 11 Maret 2017
Sabtu, 11 Maret 201714.58

Halo.

Aku iri, dengan mereka yang menjalani hari sabtu yang biasa biasa saja.

Babe, ayo pulang.
Pulang ke rumah, makan siang di rumah
Terus tidur siang.

Besok hari minggu
I promise, I will wake up early morning and jogging together with you.

Ayo pulang,
I miss our ordinary days.




hey long time no see
Jumat, 30 Desember 201618.23

I am working right now

I am in a situation that realized, you will got what you want

for my boss, for me and for anyone else

Boss, when you pay for monkey, then you got the monkey

Me, when you are not pursuit for your own happiness, then do not ever dare to dream.


and anybody else. stop being stupid
becoming a monkey for some big monkey.

a monkey will be a monkey


time to resign
6 months to go.






Will my 20s gonna be awesome ?
Sabtu, 05 Desember 201515.59


"Shit, I thought 20s gonna be awesome"

Itu yang ditulis salah satu akun random pada kolom komentar video buzzfeed... Saya membaca postingan tersebut lumayan lama. 
dalam batin saya... "Lah kan memang awesome ?"

Let me tell you why... xxiixixiix. 
20 tahunan, yang dimaksud adalah 20-25 tahunan, mari kita telusuri pada fase apa biasanya orang orang lakukan pada umur tersebut "IN THIS CENTURY", karena kita lagi nggak ngomongin jamannya Marie Antoinette yang di umur 20 aja dia udah 7 tahun menikah dan beranak satu... nope, kita ngomongin umur 20an di abad ini. 
Kebanyakan di Asia Tenggara, 20s sedang menyelesaikan kuliah nya atau akan memulai kuliah barunya, di benua negara lain (ngga berani sebutin namanya, nanti takut salah wkwk) ada yang sudah menikah (thats common) atau mulai ngenalin calonnya,  hidup terpisah dari orang tuanya, berprestasi di luar akademik, menemukan strategi diet yang baik, serious work out, mulai serius wirausaha, mulai travelling sendirian, mulai berani terjun ke pasar saham, menjadi pribadi yang principal dan masih banyak... KENAPA ? kenapa hal hal seperti itu terjadi di umur 20an ?

Karena umur 20an adalah umur dimana otak kita bekerja selayaknya alur plot insidious 2.
Ugh Yeah

          WKKWKWKWKKW. Ok ok ok
aku serius. NOPE, IM REALLY SERIOUS, dan itu juga yang aku maksud
bukan berarti 20an terasa banget horor nya, enggak
tapi inget nggak sih plot alur insidious 2 itu seakan akan menjawab semua hal yang terjadi di insidious 1 (kalau belom nonton, plis nonton dulu), nah nah ngaku deh, pasti banyak banget yang setuju, bahwa alur insidious 2 itu bikin kita automatically ngomong "Oh ternyata gitu..." Yap !
seakan akan semua pertanyaan di insidious 1 dijawab semua di insidious 2.
(aku nggak bisa menemukan pengandaian yang lebih baik, so please just keep reading without hard feelings wkwkkwkwkkw )
nah, Otak kita di umur 20an bekerja luar biasa, 
mungkin ada yang belum tau beberapa brain hacks, nah jadi seperti yang sering aku baca dimana mana, Otak kita tidak pernah berhenti memproduksi sel otak baru bahkan kalau kita udah tua sekalipun, dan juga otak kita lebih banyak membuat keputusan yang matang di umur 25 tahun (male), sedangkan wanita biasanya lebih cepet.... Maybe thats why theres someone said "Girls will be Ladies while boys will be boys"

Secara sederhana, semuaaaa pendidikan akademik, moral, sosial, dan pengetahuan yang kita dapat dari kita kecil sampe detik ini akan mempengaruhi cara otak kita bekerja dan mempengaruhi keputusan yang kita ambil, dan di umur 20an pengambilan keputusan juga disertai rasa tanggung jawab yang sudah disadari penting. luar biasa penting
itulah kenapa keputusan yang kita ambil di umur 20an itu penting... thats why. 
rasanya itu kayak "Oh... I get it now" setelah sekian lama kita nggak ngerti ngerti juga kenapa harus ini itu kenapa harus begini begitu. You can understand the path without asking. itulah bagaimana rasanya menjadi 20an.... isitlahnya selama kita kecil sampe besar kita ini cuman follower dalam cara berfikir, ikut ikutan ini itu, siapa yang membatasi kita ? Parents ! yes they are
aku kemaren sempet baca, ada satu opening yang bikin aku manggut manggut

"Dari lahir sampai berusia 18 tahun, seorang gadis membutuhkan orang tua yang baik. Dari usia 18 - 35 tahu, ia membutuhkan penampilan yang baik. Dari usia 35-55 tahun, ia membutuhkan kepribadian yang baik. Dari usia 55 sampai seterunya... ia membutuhkan uang tunai." (Sophie Tucker)

Couldn't agree more. 

             HWHHWHWHW. Ada yang nggak ngerti ya ? yaudah lah pokoknya gitu. aku sendiri juga sok kadang ngga ngerti abis ngomong apa. hehehehe

Yah begitulah ya. jadi masih kurang penjelasan kenapa 20an itu awesome ?

Ok, kali ini akan bahas bagian yang memang menyenangkan
Kami, para 20an (hampir semuanya) dianggap sudah dewasa, dan dapat mengambil keputusan sendiri ? guess what ? We got parent trust ! Kami bisa ngapain ajaaaaaaaa tanpa harus maen di belakang wkwkkwk. 
Aku ngga tau orang tua di luar seperti apa 
cuman orang tuaku adalah orang tua yang masih sangat stick-to-the-custom. Aku nih kan wanita berdarah jawa, nah kan ya paham ya. how they rise me. wwkwkkw. but its not problem anymore, heres some tips ! karena semua orang tua dimanapun pasti akan memberi ijin ke anaknya apapun itu yang anaknya minta, asal hal tersebut memang penting, masuk akal dan dapat dipertanggung jawabkan. you go girl, javanese girl around the world ! yuhuuuu. tapi intinya, buktikan dulu kalau kamu bisa dipercaya. *cielah* 

SO WHATS SO AWESOME ABOUT THAT ?
Y'ALL STILL DONT GET IT ? oh my !!!

Hal tersebutlah yang mendasari kenapa umur 20 an banyak yang travelling around the world, berani masuk pasar saham, berani jualan gede gedean, berani minta dinikahkan wkwwkkw, berani minta ijin tingal di luar SENDIRIAN buat study. THATS IT.
hal hal tersebut ngga bakal terjadi kalau ngga ada ijin dari orang tua.
Man, thats a big thing man.


Bagi yang sebentar lagi menyentuh kepala dua wkkwkwk
heres some tips that maybe would help you (ALERT : Based on my 20s!)
- Buzzfeed, mereka ini channel buat umur 20-30. I think the content is great.
- START WORK OUT. not because you are fat. tapi untuk daya imun tubuh kan juga penting :3
- Healthy food, Healthy you. nggak mau kena penyakit degenarasi kan di umur 30an ? 
- Make up is empowering you. wkwkkwk serah deh kalau yang ini.
- PRINSIP PRINSIP PRINSIP ! penting punya prinsip dulu. you arent follower anymore!
- STABLE RELATIONSHIP. at least you have to learn build a healthy relationship with your partner
- SAVING MONEY ! karena ngga ada 'fun' yang sesungguhnya tanpa punya duit wkkwk
- CERDASKAN DIRIMU ! nah yang ini penting ya, tolong ini penting banget, 

So, thats it... want something more ?
check this out !



See ya !




a mind before "priority"
Sabtu, 21 Maret 201516.14

              Semalam adik kost saya curhat panjang, tentang pacarnya yang tidak jelas... kuliah tidak jelas, kabar tidak jelas, hubungan yang semrawut dan segala macam. Saya cuman diam, dan bicara jika dia minta... saya sih sadar, kapasitas saya kan cuman mbak mbak kost yah lebih tua. bukan seseorang yang penting. tapi ketika dia bertanya...
"Mbak, gimana sih caranya serius sama satu orang ? yakin gitu sama satu orang"
Tiba tiba hati saya jadi tergelitik, saya baru sadar juga kalau saya bisa yakin dengan orang tanpa adanya tips dan trik, terlebih lagi pertanyaan yang dia lontarkan memiliki dua maksud ... "serius" dan "yakin"
menjalani hubungan serius dengan seseorang itu mudah, cari saja trik dan tipsnya di google.
kuncinya cuman satu ... "ngga usah macam macam"
tapi untuk "yakin", duh. Its another long story to go, dik.

            Jauh sebelum saya menobatkan Pria yang saya sanding ini sebagai "Orang yang tepat", kami mengalami banyak hal. Terutama saya.
Seperti banyak gadis di luar sana, saya sering bingung apakah dia ini orang yang tepat untuk saya, apakah dia ini benar benar baik ? sejauh apa sih.
Dan tidak jarang saya terkadang tanya pada google.
   "Tanda tanda jodoh"
   "Ciri ciri jodoh"
   "Test jodoh"
bayangkan betapa desperate nya saya mencari tahu sampai saya terlihat seperti orang bodoh di depan Google. Tapi walau bagaimanapun, saya dengan mudah percaya dengan hasil searching saya.
Jujur saja, saya tidak tahu bagaimana caranya bisa "yakin" dengan seseorang, sampai adik kost saya bertanya semalam.
Nah, kali ini saya mau berbagi apa yang saya alami... semoga bisa menjadi pertimbangan gadis lain yang sedang "mencari". tapi tenang saja, tidak akan ada tips dan trik kok di postingan saya kali ini.

Sejauh ini, pacaran yang paling serius dan saya perjuangkan adalah kali ini, ini bukan serta merta karena faktor umur dan tingkat kedewasaan saja. Ini juga karena orang yang saya ajak pacaran... saya tidak akan mau sejauh ini jika saya pacaran dengan orang yang salah.
ya, pacaran kami bisa dianggap adem ayem, jarang muncul masalah yang terlalu serius...
Saya akui, dia adalah orang pertama yang membuat saya bahagia dengan cara berbeda,
berbeda dengan apa yang orang tua saya biasa lakukan, tepatnya cara yang berbeda dalam memperlakukan uang untuk kebahagiaan
jika orang tua saya lebih senang menghabiskan uang untuk berlama lama menikmati suasana di rumah makan
kami lebih senang piknik di taman tengah kota semarang dan menyimpan uang yang akan kami habiskan untuk hal lain.
jika orang tua saya lebih senang berpergian dengan kendaraan pribadi
kami lebih senang menggunakan transportasi publik dan mencoba banyak hal.
jika orang tua saya lebih senang wisata di tempat yang dekat dan penginapan yang bagus
kami lebih senang merancang initerary untuk agenda wisata yang jauh dan tenda.
dan tidak ada yang salah dari kami maupun orang tua saya, yang ada hanyalah perbedaan
dan saya terkesima oleh cara dia menikmati uang.

dan juga saya terkesima bagaimana dia merancang masa depan untuk kami berdua.
salah satu pertimbangan saya mau melangkah lebih nyata dengan dia, adalah rencana masa depan.
dimana dia akan mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan cita citanya,
dimana saya akan berperan penuh sebagai istri, ibu dan pengusaha muda di rumah kami nanti.
dimana uang tidak begitu menjadi masalah bagi kami berdua.
semuanya begitu sempurna, dan saya pun berusaha memberi dukungan dari manapun
untuk menjadikan rencana masa depan kami nyata.

dan lama kami mempercayai rencana tersebut.
dan lama kami sudah begitu dekat dengan rencana tersebut.

sampai kami lupa
bahwa terdapat faktor takdir dan keberuntungan yang berjalan dengan rencana.

sampai saya pun lupa.
bahwa pertimbangan yang saya bawa untuk serius adalah salah satunya rencana tersebut.

dan seperti yang saya katakan di postingan sebelumnya
Tuhan ternyata memiliki selera humor juga
rencana tersebut tidak berjalan pada waktunya, setidaknya sekarang.

Lalu
Bagaimana dengan pertimbangan saya ?
Saya kan bisa saja berlagak salah dan meninggalkannya.
Bagaimana bisa saya punya fikiran seperti itu ?

Saya mencintainya, jelas
dan tidak ada keraguan untuk itu
tapi ketika rencana masa depan tersebut tidak berjalan, saya jadi bertanya apakah benar saya ini tulus mencintainya ?

Saya tidak berani bicara dengan siapapun, termasuk ibu saya sekalipun.
tetapi saya diam diam melihat Ibuk, saya memperhatikannya
selama ini, bukan uang bapak yang ibuk selalu ceritakan
tapi betapa bersyukurnya ibuk terhadap bapak, sosok kepala keluarga yang walaupun kuno dan tidak ekspresif,
tetapi bertanggung jawab pada anak dan istrinya. itu yang ibuk banggakan, setiap kali suasana mengajaknya bicara tentang bapak.

lalu saya melihat dia, lagi
dengan semua indera saya terbuka
Hati dan Logika juga saya sertakan
saya melihat dia secara utuh.
Maukah saya bersama dia, dalam keadaan paling buruk sekalipun ?

Dia,
Pria yang saya temui di kampus, yang kurang lebih dua tahun ini mau berkomitmen dengan saya
Saya melihatnya tulus saat merawat saya dikala sakit,
dia tulus menjemput saya pulang dari sertifikasi selam dimana saya luar biasa hitam.
memberi saya arahan saat saya hilang arah, memberi saran yang terbaik saat saya meminta
memberi saya tawa saat saya tidak ingin tertawa sekalipun.
dia memberi saya apa yang saya butuhkan, dan lebih sering hal tersebut tepat pada waktunya.
dan dia juga, tulus memarahi saya ketika saya berbuat salah
saya tidak merasakan drama juga palsu.
dia tulus menerima saya.

Dia bukan Pria yang sempurna dalam fisik
begitu juga saya.
Dia bukan Pria yang sempurna dalam bertingkah laku
begitu juga saya.
Dia bukan Pria yang sangat pintar
begitu juga saya.
Dia bukan Pria dengan ekonomi berlimpah
begitu juga saya.

dan begitu juga saya seterusnya, jika saya mau tahu diri.

Apa yang saya lihat dari dia ?
Kebahagiaan, karena selama ini ketika bersamanya, saya bahagia luar dalam.

Dan begitu pada akhirnya, salah satu pertimbangan yang saya hapus dan gantikan dengan pertimbangan yang baru. Saya memuja caranya memperlakukan setiap kesempatan dan izin Tuhan yang diberikan padanya, bukan apa yang dia miliki secara material ataupun fisik... itulah salah satu pertimbangan kenapa saya mau menikah denganya.
dan bahkan sekarang saya sudah tidak sabar untuk memulai hidup bersama.

Saya berkali kali mengucap syukur, karena salah satu misteri yang di janjikan tuhan semakin dekat saya pecahkan. sementara di luar sana masih banyak gadis yang mempunyai masalah seperti adik kost saya.
Jadi, untuk banyak gadis di luar sana... saya tahu Tuhan punya cara masing masing untuk menjawab setiap pertanyaan umatnya, tapi siapa tahu... cara saya berbagi cerita kali ini, merupakan salah satu cara dari Tuhan untuk menjawab pertanyaan yakin atau tidak yakin, ya ?
coba lihat kekasih anda seutuhnya dan tanyakan
Maukah kamu, hidup denganya dengan keadaan paling buruk sekalipun ?

Sekali lagi, terimakasih kekasih
sudah hadir secepat ini :)



Prioritas.
Jumat, 06 Maret 201500.59

Halo, sudah lama ya tidak jumpa
Jujur saja, saya kangen sekali menulis, tapi jujur saja... banyak hal yang berubah, sehingga saya bingung ingin menulis apa... saya sudah tidak bisa se cepat itu mengembalikan mood menulis saya dalam dua atau lima hari. Saya benar benar tidak tau bagaimana caranya mengembalikan mood dengan sengaja
tapi saya rindu sekali ingin menulis.
Walaupun sampai saat ini, saya tidak ada bahan yang tepat untuk di tulis...
karena saya berubah banyak. sangat banyak

Semua ini berawal dari dua tahun belakangan ini, ketika saya benar benar masuk dalam suatu hubungan yang sangat matang...
Saya bertemu dengan dia pada tahun 2012
Tidak ada yang istimewa, baik dia untuk saya, juga saya untuk dia. Tapi yang saya tahu, saya menyukainya saat awal bertemu, rasanya bergetar hebat. tapi hanya bergetar, dan tidak terjadi apa apa... karena saya tau saya hanya mengagumi senyumnya yang tersimpul rapi seperti anak kecil.
singkat cerita setelah beberapa pertemuan saya semakin menyukainya, tetapi saya masih menemui keraguan..., saya sempat berdoa

"Tuhan, saya tidak tau apa yang engkau rencanakan, tapi jika memang dia jalanku... maka dekatkanlah kami"

dan terikatlah kami pada suatu komitmen.

Berbulan bulan kami menemukan banyak sekali kecocokan dan ketidak cocokan, membutuhkan banyak logika, perasaan, toleransi dari kedua pihak. Tapi kami sadar pada akhirnya, kami sedang di dewasakan...

Hingga pada suatu waktu, kami harus merelakan jarak masuk pada hubungan kami, semuanya baik baik saja
tapi kami sadar bahwa ada yang harus kami beri makan, rindu dan ego
"Kenapa tidak menikah saja?" tanya kami pada kami.
Hingga akhirnya kami membuat nazar.
Tapi saya percaya Tuhan juga memiliki selera humor, nazar kami pun batal terlaksana.

Mungkin Tuhan tau, bahwa kami belum sepenuhnya siap.
Maka diujilah kami pada realita yang sebenarnya,

saya akhirnya sadar
bahwa "Menikah" pada umur saya (21 tahun) bisa dikatakan menikah muda dan impian banyak gadis, termasuk saya
ya, saya paham. karena saya hanyalah mengusahakan ego saya menang lagi.
Menikah itu menyenangkan, ya bagaimana tidak ?
Ketika setiap pagi sudah terdapat simpul senyum rapi bak anak kecil di depan saya
Ketika pada akhir hari saya sadar bahwa saya adalah alasan bagi dia untuk pulang, dan berangkat lagi di pagi harinya.
Ketika kami merencanakan sesuatu bersama sama.
Ketika kami dipandang sebagai satu kesatuan yang sah bagi agama, juga negara.

Tapi, apakah kami siap ?

Kami siap
Tapi bekal financial kami belum siap.

Kami siap, karena kami bukan orang yang neko neko
beruntungnya dia bukan laki laki yang serakah wanita.
dan beruntungnya saya juga bukan wanita yang haus di puji puji oleh banyak pihak.
Jadi agaknya kami cenderung puas dengan satu sama lain.

Tapi kembali lagi kami renungkan
Bagaimana jika keluarga kecil kami tidak berhasil ?
Bukankah pernikahan itu tumbuh, tidak hanya sebatas romantisme pasangan muda.
maka ada satu yang kami takutkan dan tidak ingin sekalipun ada kata gagal.
Anak.

kami tidak mau anak kami gagal.
kami akan gagal ketika kami tidak bisa memberikan usaha maksimal untuk mengantar anak kami pada cita citanya.
terutama karena dana.
Kami sekalipun tidak mau, anak kami harus mengubah cita citanya atau bahkan mengubur cita cita nya cuman karena kendala biaya.

Dan karena itulah,
Dia, pria yang saya sanding bersama komitmen, mengubah banyak tentang saya.
Masalah saya sudah bukan kenapa orang tua tidak memberi ijin main keluar atau kenapa tidak membelikan handphone canggih lagi. Bukan
Masalah saya sekarang bagaimana dia dan saya bersama sama, bisa menjamin kehidupan financial keluarga kecil kami berkecukupan nanti.

Dari pemikiran sesederhana inilah
Orang yang tepat tidak membutuhkan usaha yang besar untuk mengubah prioritas saya.
Bagaimana saya sadar sekarang, bahwa memang realita yang harus saya lihat.
sebelum menerima banyak pujian dan karangan bunga di hari mengucap ikrar sah.


Terimakasih, kekasih.



sepenggal emosi
Rabu, 12 Februari 201407.42

kata orang, jangan mencintai begitu dalam. nanti kesel loh
kata saya, yah bagaimana bisa bertahan dengan kondisi nol dengannya jika tanpa cinta yang hebat ?

tapi memang kesel
apalagi kalau kangen, di tambah tidak ada fasilitas untuk komunikasi, saya merasa seperti orang dulu... harus pakai surat, menunggu balasannya saja mungkin sudah berbulan bulan lamanya. ah saya lebay
ini hanya masalah tidak ada koneksi Internet gratis.
tapi memang cinta yang dahsyat terkadang membuat saya lebay lupa situasi.

kangen kangen kangen kangen
saya marah marah marah marah
bukan dengan pasangan.
tapi dengan keadaan.



Untuk Siapa ?
Senin, 03 Februari 201410.05

        Wohooooooooooohooo~
                Untuk Siapa ? Siapa ? lah SIAAAAPAAAAA ?
             fufu, postingan kali ini sedikit serius, karena kalau semisal gue ngebahas ginian tapi pake nada ngeblog yang sama dengan sebelumnya... FEELNSYA NGGA NANGKEP ! so here we go. sudah semester 4 juga nih gue... masa iya mau ngebahas anime mulu. mumumumumumumu. so, enjoy !
another side of me (aciye aciye aciyeeee)
Crazy Emoticons

------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
               Lucu melihat bagaimana manusia hidup diluar sana, entah mereka berjalan sendiri atau berpasangan, mereka hidup dengan cara mereka sendiri, mereka melihat dunia dengan mata mereka sendiri... yang pasti, mereka bukanlah mahluk yang bisa hidup sendiri, sifat individualis hanya muncul sesaat, tapi manusia mutlak makhluk sosial, mereka butuh manusia lain. Mereka butuh teman, entah itu teman minum kopi, teman dalam kriminal, teman dalam hidup, tetapi... mereka mempunyai arti yang berbeda untuk pasangan mereka sendiri.

                Mungkin di sudut suatu desa, mondar mandir gadis belia menghadap kaca untuk memeriksa sapuan merah di bibirnya. Pasanganya akan datang sebentar lagi, pasangan yang membuatnya melayang layang setiap kali keluar kata kata manis. Pasangan yang membuatnya berbohong pada ibunya setiap malam, bukan hanya malam minggu tetapi juga malam malam setelah pulang sekolah. Di benaknya dia hanya ingin bertemu pasangan, walaupun tidak ada yang perlu di obrolkan, walaupun dia sudah hafal semua kata kata manis pasanganya.  Hanya untuk mendengar pujian kecil dan bersentuhan kulit saja cukup.  Walau dia ragu akankah kata manis itu benar adanya, atau hafalan semata. Dia tidak peduli, yang dia tau. Kata kata manis itu terasa manis dan bersentuhan kulit itu menimbulkan getaran orgasme kecil.

                Mungkin di sudut suatu kota, asap rokok memenuhi  tempat tinggal seorang wanita cukup umur untuk menikah, dengan gontai dia menatap datar pasanganya, tetapi tak pernah terbesit sekalipun tentang menikah, walaupun dia telah tinggal bersama pasanganya untuk waktu yang lama. Yang dia tau, pasanganya hanyalah teman untuk melenguh dan mendesah bersama di setiap malam. Tidak perlu ikatan suci yang sering digemborkan orang di luar sana, apalagi kepercayaan kesetiaan dan apapun itu namanya, asalkan pasanganya tidak menularkan penyakit kelamin, dan setiap malam pasanganya melaksanakan tugas, dia cukup melenguh sekenanya saja sudah cukup. Begitu prinsip hidupnya, sambil menghisap rokok.

                Mungkin di sudut bangunan agama, laki laki paruh baya memandang nanar langit berawan, dia memikirkan betapa sempurna simpul yang terbentuk dari senyum gadis anak teman orang tuanya. Untuk pertama kalinya dia jatuh cinta, untuk pertama kalinya dia berfikir tentang bagaimana mendapat tiga detik sudut mata seorang gadis. Bayangan tentang betapa indahnya keluarga yang di binanya dengan sang gadis. Semuanya sempurna, walau dia ragu apakah gadis tersebut adalah wanita yang baik, ibu yang baik, istri yang baik, menantu yang baik, atau bahkan teman yang baik. Dia tidak pernah peduli, yang dia tau, dia berfikir tentang gadis itu sepanjang hari dan di hari hari berikutnya. Tanpa dia befikir, apakah gadis tersebut sudi denganya.

                Mungkin di sudut suatu kantor, wanita paruh baya memandang foto  gadis kecil dengan datar. Di tangan kirinya tergeletak Handphone, sudah ratusan kali dia menelefon pasangan resminya tentang perkara siapa yang menjemput gadis kecil di sekolah. Dia tau pasangan resminya sedang bersama wanita matre lain, dia tidak peduli. Yang dia peduli, pasangan resminya masih sudi bersanding denganya di depan kolega, di depan umum. Masih mau memberikan senyum setiap bertemu tetangga dan keluarganya. Entah setelah itu pasangan resminya mau tidur dengan wanita lain di setiap malam, menghabiskan uangnya untuk merasakan terbang. Dia tidak peduli, yang dia tau, di depan semua orang, dia adalah wanita baik baik dengan keluarga harmonis.

                Mungkin di sudut suatu rumah, seorang istri mencuci baju anak ke tiganya yang masih bayi, terbesit beribu ribu rencana di kepalanya. Tentang keuangan keluarganya bulan ini, tentang penyebab kulit merah pada leher anak perempuanya, tentang peringkat akademik anak pertamanya, tentang hidangan malam ini dan satu minggu ke depan. Sementara sang suami, hanya merasakan perhatianya di setiap pagi, setiap istri mengenakan dasi. Sang Istri lupa, bagaimana pekerjaan suaminya, apakah suaminya bahagia di kantor, apakah suaminya mendapatkan bonus di akhir pekan. Apakah suaminya mendapat teguran dari bosnya lagi. Atau mengapa suaminya tidak pernah meminta lenguhanya  di setiap malam lagi. Dia tidak peduli, yang dia tau, dia ibu yang baik untuk anak anaknya.

               Tepat di sudut suatu kamar, seorang perempuan menunggu pesan singkat pasanganya dengan tenang, terkadang dia melamun, bimbang dengan rencana hidupnya atau dengan bodohnya terlintas pertanyaan ‘untuk apa’, untuk apa dia mati matian mengejar peringkat akademik, untuk apa dia terus belajar menjahit, untuk apa dia menjaga pola makannya, untuk apa dia mengoleskan krim anti jerawat krim anti kusam dari dokter bukan spesialis kulit yang matrealistis setiap malam. Jawaban untuk apa memang jelas, tetapi sama sekali tidak memberikan kepuasan klimaks. Terdengar biasa saja, terdengar membosankan, terkadang mengingatkan kepada motivator di TV yang secara gamblang mempengaruhi orang. Perempuan itu tetap saja tidak merasakan apa apa, perempuan itu butuh orgasme kecil. Tetapi jika pertanyaan Untuk Apa diganti dengan Untuk Siapa. Jawaban yang lebih menggairahkan muncul,  beribu ribu kali dia merasakan orgasme kecil dari pasanganya yang jauh di kota lain. Sama dengan gadis belia di sudut suatu desa yang mungkin sedang memandang kaca, perempuan ini merasakan orgasme kecil ketika pasanganya bercerita tentang bagaimana menyatukan dua rencana masa depan menjadi satu, tenang bagaimana dia akan menunggu dengan sabar pasanganya pulang bekerja, tentang bagaimana dia akan punya rumah dengan halaman yang luas yang dipakai mengobrol setiap sore dengan pasanganya. Tentang bagaimana dia akan menyusuri sudut setiap negara bergandengan tangan dengan pasanganya. Tentang bagaimana dia akan menemani pasanganya dalam keadaan apapun, entah itu menyantap indomie bulgogi ataupun bulgogi asli. Tentang bagaimana pasanganya memberikan dada yang bidang untuk dia bersandar dan berceloteh. Yang membedakan dia dengan gadis belia (yang masih saja mondar mandir di depan kaca) dia tahu bahwa semua yang pasanganya katakan itu benar adanya, bukan sekedar hafalan bukan sekedar terasa manis. Pasanganya ini bukan laki laki biadab seperti di luar sana, pasanganya bisa dipercaya. Memikirkan jarak yang menjadi penghalang, kepercayaan, kesetiaan, dan jambang pasanganya yang tebal saja, perempuan ini mencapai orgasme yang lebih besar dari skala kecil. Terkadang setelah melihat last seen pasanganya, perempuan ini berfikir, apakah tidak terlalu berlebihan. Kenapa tidak teruntuk ibu yang melahirkanya, untuk ayah yang memberinya makan, untuk saudara perempuan yang pernah mengusap tangisnya dulu. Kenapa untuk pasanganya ? Dengan cepat perempuan ini mendapat alasan yang dirasa logis, karena dengan pasanganya dia akan menua bersama. Perempuan ini tolol, bahkan dia tidak tau apakah Tuhan mengijinkan atau tidak, apakah benar dia ini bagian dari tulang rusuk pasanganya (jika saja bisa di telusuri, pasti dia sudah datang ke dokter paling handal dan paling matrealistis). Tidak ada kepastian untuk itu, dia tidak peduli, yang dia tau. Saat ini, dia akan menjadi pasangan  yang baik untuk pasanganya, satu satunya lelaki yang bisa memberinya orgasme hebat untuk terus bergairah dalam hidupnya.




Teruntuk : Cancerizky Radityo.

Label: ,